Rabu, 23 September 2015

Jika Benar karena Allah ...

1.   Orang yang benar mencintai karena Allah tidak sekedar dari ucapan, namun lebih pada sikap perbuatannya.

2.  Orang yang benar mencintai karena Allah pasti menginginkan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat bagimu.

3.    Orang yang benar mencintai karena Allah, ngga ridha jika orang yang dicintainya melakukan perbuatan yang mengantarkan pada adzab-Nya.

4.    Orang yang mencintai karena Allah pasti lebih mengutamakan Allah daripada orang yang dicintainya tersebut.

5.    Orang yang mencintai karena Allah cintanya pasti tulus. Tidak mengharap apa-apa dari yang dicintainya.

6.    Cinta karena Allah berarti cinta kepada apa yang Allah sukai. Semakin baik dalam pandangan Allah, semakin cinta.

7.    Apa yang mendasari seseorang jadi cinta karena Allah ? Karena dia sangat cinta kepada Allah dan Allah merahmatinya.

8.    Cinta kepada Allah adalah puncak kemuliaan cinta pada diri manusia. Pondasi cinta hanyalah satu dan itu hanya kepada Allah.

9.    Cinta kepada Allah dan mencintai karena Allah dengan benar adalah bersih dari kebatilan. Oleh karenanya nggak ada kegelisahan di hati.

10. Orang yang saling mencintai karena Allah adalah orang yang termasuk diantara 7 golongan yang mendapat naungan Allah di hari kiamat

11.  Semoga Allah menggolongkan kita pada golongan yang mendapat naungan-Nya kelak dear.. Aamiin o:)

Src : Hijab Alila

Kepada Laki-laki yang Amat Ku Cintai

Disaat menulis surat ini aku teringat sewaktu SD dulu Bapak sering mengantarku dengan naik sepeda motor kebanggaanmu. Aku ingat dulu aku memelukmu erat-erat di atas motor disepanjang perjalanan. Bapak tak pernah menunggui aku di sekolah, Bapak  terlalu sibuk mengusahakan perut kami agar selalu kenyang tiap hari. Ah, bahkan di hari libur Bapak tetap bekerja. Aku dulu sempat merasa Bapak amatlah workaholic. Bapak lebih sayang pekerjaanmu daripada waktu berbagi denganku, Ibuk dan Farhan di rumah.

Namun sekarang Pak, aku mengerti. Lebih dari mengerti.
Maafkan aku yang sempat berfikiran begitu sempit dan kekanak-kanakan.
Aku hanya iri pada teman-temanku yang bisa berpergian bersama ayahnya di hari libur.
Hanya itu L

Bapak, masih ingatkah ketika aku demam sewaktu masih kecil dulu? (entah diumurku yang ke berapa) ketika sepulang kerja, Bapak membelikanku sate. Makanan favoritku. Selepas itu demamku mereda. Pak, saat aku demam tempo hari tiba-tiba aku rindu sekali masa itu. Terlebih rindu memelukmu dari belakang di atas motor.

Kepada lelaki yang amat ku kagumi diam-diam senyumnya. Dulu aku pernah penasaran kenapa Ibuk mencintai Bapak. Sekarang aku tahu mengapa. Mungkin salah satunya karena senyum Bapak yang manis itu J Aku jarang melihat Bapak tersenyum. Bapak lebih banyak diam yang kau beri dibanding senyum. Apalagi cerita-cerita tentang hari-harimu dan masa mudamu. Tidak seperti Ibuk yang sering cerita ini itu. Kalau Bapak tahu aku pernah dibuat meleleh karena senyuman Bapak, hehe..
Lalu Bapak akan bilang apa? Kuharap Bapak akan bilang akan senyum terus. Sebab senyummu lebih manis dari segala yang manis di dunia ini bagiku. *Cieelaah :D

Kepada lelaki yang amat kubanggakan pahlawanku, kapten Amerika-ku.
Terima kasih atas kasih sayang yang telah kau curahkan yang walau terkadang aku kesulitan mengartikannya. Terima kasih sudah membawakan aku tangga-tangga yang begitu tinggi tuk aku menggapai mimpi-mimpiku yang menggantung di langit. Bapak, aku takkan buat segala usahamu sia-sia. Insya Allah J

Terima kasih atas segala pengorbanan yang telah Bapak berikan, yang entah sudah berapa banyak jumlahnya.
Terima kasih sudah menjadi seorang Bapak untukku.
Aku sayang Bapak karena Allah  ^_^

(Dari anak pertamamu yang masih malu-malu untuk sekadar memelukmu)


InspiredByThatGirl *CP

TUGAS VIROLOGI (KIMIAWI VIRUS)

BAB I
PENDAHULUAN

I.1  Latar Belakang
        Banyak yang Allah ciptakan di dunia ini bermacam-macam makhluk hidup , semuanya merupakan manfaat bagi kehidupan ini dari yang terbesar hingga yang terkecilpun semuanya sudah ada jalan takdirnya masing-masing. Contoh saja virus, virus adalah makhluk mikroorganisme yang tidak bisa terlihat oleh mata. Dari adanya virus ini banyak penelitian yang berkembang, dari virus ini banyak hal yang baru. Bukan hanya hal yang negatif saja namun ada yang positif juga karena dibalik kelebihan pasti ada kekurangan.
        Setiap makhluk ciptaan Allah, seperti virus ini pasti akan mengalami pengaruh dari keadaan eksternaldan internal, seperti pada diri virus sendiri yang berinteraksi dengan makhluk hidup yang lain akan mengalami kemerosotan seperti mati, hancur atau pun bisa pura-pura mati dan pada rangsangan luar seperti suhu, sinar ultra violet, kandungan kimia banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan virus.
        Bukan hanya sebagai bahan penelitian saja namun diharapkan akan menjadi acuan tentang bagaimana perkembangan dan perkembangan virus terhadap suhu, kandungan kimia dan menyadarkan akan ciptaan Allah yang beraneka ragam akan menjadikan kita untuk menggali dan mencari ilmu hingga kita tidak pernah puas dengan apa yang kitra dapatkan.

I.2 Tujuan
1.      Untuk menegetahui Susunan Kimiawi Virus.
2.      Untuk mengetahui Pengaruh Keadaan Fisik dan Kimiawi Terhadap Virus.
3.      Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Virologi.
4.      Untuk meningkatkan pengetaahuan tentang Kimiawi Virus

I.3 Rumusan Masalah 
1. Apa itu Pengertian Virus?
2. Apa Sajakah Susunan Kimiawi Virus?
3. Bagaimana Pengaruh Keadaan Fisik dan Kimiawi Terhadap Virus?

















BAB II
PEMBAHASAN


II.1 Pengertian                                  
Virus dalam Bahasa Latin adalah racun atau cairan yang beracun. Kelak, seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, diketahui bahwa dalam cairan tersebut mengandung partikel virus yang sangat kecil ukurannya sehingga lolos pada saat disaring dengan saringan (filter) bakteri.

Partikel virus memiliki struktur yang sangat sederhana untuk dapat dikategorikan sebagai sel pada umumnya. Padahal sel merupakan satuan unit structural terkecil dari organisme hidup. Oleh karena itu, pakar Biologi maupun Kimia tidak menggolongkan virus sebagai sasuatu yang hidup. Perlu diketahui bahwa perbedaan antara benda hidup dan mati pada tingkat molekuler ialah asam nukleat (AND atau ARN). Namun, partikel virus mengandung senyawa asam nukleat (AND atau ARN) yang merupakan faktor pembeda antara benda hidup dan benda mati pada tingkatan molekuler.

Wendell Stanley (1933) pada saat mengisolasi dan mempurifikasi (memurnikan) virus mendapatkan bentuk kristal dari partikel virus tersebut. Kemampuan membentuk kristal, lebih merupakan sifat materi kimia daripada sifat bologis. Namun, bila partikel virus masuk ke dalam sel hidup virus akan bertingkah laku selayaknya organism hidup. Virus tersebut akan bereplikasi, memperbanyak diri seperti organism hidup lainnya. Keadaan ini mengandung debat yang berkepanjangan, apakah virus digolongkan sebagai organisme hidup atau bukan bentuk kehidupan.

Bila dibandingkan dengan sel lainnya, virus tidak memiliki ribosom dan mitokondria sehingga untuk melakukan sintesis protein dan memenuhi kebutuhan energinya, virus harus memanfaatkan perangkat sel inangnya. Saat ini, partikel virus didefinisikan sebagai agen penginfeksi nonseluler yang memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Strukturnya tersusun atas materi inti (core) berupa asam nukleat yang diselubungi oleh protein. Beberapa virus memiliki selubung tambahan yang disebut “envelope”.
b.      Tidak dapat melakukan metabolisme sendiri (incapable of independent metabolism). Oleh karena itu, virus dikatakan sebagai parasit obligat di dalam sel inang (obligate intracellular parasite). Seluruh aktivitas biologis virus, hanya dapat dilakukan bila partikel virus berada di dalam sel inangnya.
c.       Tidak mampu melakukan reproduksi sendiri. Reproduksi berlangsung setelah materi inti dan beberapa enzim virus masuk ke dalam sel inang.
d.      Banyak jenis virus dapat dikristalkan. Bentuk kristal virus menyerupai simetrikal kristal molekul-molekul kimia. Namun, kristal virus tetap berpotensi untuk menginfeksi sel inang dan dapat berkembang biak di dalam sel inang.


II.2 Susunan Kimiawi Virus
1.      Protein Virus
Virus Vaccinia mengandung banyak enzim dalam partikelnya untuk melaksanakan fungsi tertentu pada awal siklus infeksi dan beberapa virus memilki protein khusus untuk perlekatan pada sel-sel, misalnya hemaglutinasi virus influenza. Virus tumor RNA mengandung suatu enzim reverse transcriptase yang membuat suatu salinan DNA dari RNA virus yang merupakan suatu langkah penting dalam transformasi virus-virus ini.
Fungsi protein struktur virus :
·            Untuk melindungi genom virus terhadap daya kerja nuclease
·            Berpartisipasi menentukan penempelan virus pada sel
·            Simetri structural partikel virus
·            Penentu sifat antigenic virus 
2.      Lipida Virus
Virus yang mengandung lipid bersifat peka terhadap eter dan pelarut organic lainnya dan gangguan atau kehilangan lipid tersebut berakhibat kehilangan infeksitas, sedangkan virus yang tidak mengandung lipid bersifat resisten terhadap daya kerja eter.
3.      Karbohidrat Virus
Pembungkus virus biasanya dalam glikoprotein. Glikoprotein ini merupakan antigen yang penting dan terdapat protein yang terlibat dalam interaksi virus dengan antiodi yang menetralkannya
4.      Asam Nukleat Virus
Mengatur informasi genetic yang diperlukan untuk replikasi virus. Bobot genom DNA virus berkisar antara 1,5 x 106 sampai 160 x 106 sedangkan Genom RNA virus berkisar antara 1 x 106 sampai 15 x 106. Jenis asam nukleat dan untainnya dapat ditentukan dibawah mikroskop flouresensi dengan  pewarnaan AO = Acridine Orange dan asam nukleat diindentifikasi dengan reaksi warna dan tes pencernaan enzim.

           Identifikasi asam nukleat virus dengan zat jingga akridin

Sedian virus perekat-carmoy
Reaksi warna dengan 0,01% AO pada Ph 4


Kepekaan
DNAse


Enzim
RNAse
DNA Virus beruntai ganda
Kuning
+
-
DNA Virus beruntai tunggal
Merah
+
-
RNA Virus beruntai ganda
Kuning
-
+
RNA Virus beruntai tunggal
Merah
-
+

           Prosedur pemurnian asam nukleat :
·         Melisiskan protein pembungkus virus oleh suatu detergen seperti dodesil sulfat
·         Deproteinnasi oleh pronasa dan fenol
·         Setelah pemurnian dapat ditentukan sifat-sifatnya (kandungan gula ribosam / deoksiribosa), untaian, ukuran
·         Urutan komposisi nukleotida


II.3 Pengaruh Keadaan Fisik dan Kimiawi Terhadap Virus
       1. Suhu
       Bila virus dipanaskan 56 – 60ᵒ C selama 30 menit ( pasteurisasi ) akan mengalami insktivitas dan virus akan menurun atau hilang daya infeksinya. Hal ini karena protein (kapsid) mengalami denaturasi. Ada virus-virus yang tahan panas seperti hepatitis, adenovirus dan scrapievirus sehingga tidak mengalami inaktivitas. Virus yang dibeku keringkan ( liofilisasi, freze dried ) dan disimpan pada suhu lemari es biasa ( 4-8ᵒ C ) bisa tahan hidup beberapa bulan dan pada suhu -70ᵒ C bisa tahan bertahun – tahun.Vierus yang mempunyai pembungkus cenderung kehilangan infektivitas setelah penyimpanan lama meskipun pada suhu -90ᵒ C, terutama peka terhadap pembekuan dan pencairan yanng berulang- ulang. Namun dengan adanya dimetilsukfosid (DMSO) dalam konsentrasi kurang dari 5%, virus – virus ini menjadi stabil, karena virus hanya terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh protein, virus sangat mudah dipengaruhi faktor – faktor luar.
         Pengetahuan tentang faktor fisik dan kimiawi yang menghilangkan infektivitas virus penting tidak hanya untuk desinfektasi dan antisepsis, tetapi juga dalam hubungannya dengan pembuatan vaksin, isolasi virus dari bahan pemerikasaan dan pengawetan virus. Pada umumnya virus sangat labil terhadap pengaruh panas. Kecuali virus hepatitis B dan virus scrapie, pemaparan virus pada suhu 55 - 60C selama beberapa menit menyebabakan denaturasi kapsid dan hilangnya infektivitas virion akibat ketidakmampuannya melekat pada sel atau/dan gangguan pada proses pelepasan selubung kapsid (uncoating). Bahkan pada suhu tubuhpun, kehilangan infektivitas terjadi. Beberapa virus lebih stabil terhadap pengaruh panas daripada virus lainnya. Adenovirus, enterovirus, papovavirus termasuk virus relatif stabil terhadap pengaruh panas, sedangkan flavirus, Respiratory syncytal virus termasuk yang relatif labil.
 Virus berselubung umumnya lebih labil terhadap pengaruh panas daripada virus ikosahendral telanjang. Dapat dikatakan bahwa waktu paruh untuk hampir semua virus dapat dihitung dalam detik pada suhu  60C, menit pada suhu 37C, jam pada 20C, hari pada 4C, bulan s/d tahun pada suhu lebih rendah atau sama dengan minus 70C.karena itu untuk penyimpanan jangka lama, suspensi virus harus disimpan pada suhu sangat rendah atau dengan cara liofilisasi (freeze-drying)
          Pada suhu 50 – 60 C selam 30 menit maka daya infeksinya hilang atau berkurang (INAKTIVASI). Virus dapat disimpan dengan diLiofilisasi (dibekukeringkan) dan masih mempunyai daya infeksi.Virus akan kehilangan infeksitas setelah penyimpanan tetapi dengan Dimetil Sulfoxida (DMSO) konsentrasi 5%, virus menjadi lebih stabil.

Daya infeksi virus : 
Ø Pada suhu kamar à tetap.
Ø Pada suhu ± 4C à tahan selama bertahun-tahun.
Ø 20 s/d. -70 C à akan tahan lebih lama lagi

2. Stabilitasi virus dengan Garam-Garam
Banyak virus dapat distabilkan dengan garam-garam dalam konsentrasi tertentu (molar tertentu ). Dengan penambahan garam – garam tersebut virus akan tetap infektif dan tahan terhadap pemanasan pada suhu 80C selama 1 jam.
               Mekanisme stabilisasi virus dengan cara ini belum diketahui misalnya:
Ø  Mg 1 mol dapat menstabilkan virus – virus polio, Echo, Coxsackie . Rhinovirus, Reovirus.
Ø  Mg 1 mol menstbilkan virus influenza, para influenza, Morbilli dan Mumps.
Ø  Na2 1 mol terhadap virus herpes Herpes Simplex. Herpes zoster.
 Adakalanya efek stabilisasi dengan garam ini digunakan untuk membunuh virus kontaminan. Misalnya pada pembuatan vaksin Polio Sabin. Vaksin ini dibuat dengan cara menanan virus dalam biakan jaringan ginjal kera Rhesus. Kera ini mungkin saja mengandung virus SV 40 tanpa menunjukkan gejala sakit, sedangkan menurut penelitian virus SV 40 ini bisa menyebabkan sarkoma pada hamster. Dan suda dibuktikan pula bahwa virus SV 40 berhasil ditemukan kembali dari tinja orang yang sudah divaksinasi. Untuk mencegahnya maka virus Polio yang sudah dipanen dari biakan jaringan ginjal kera tadi diberi Mg  1 mol, panaskan 60C 1 jam, virus polio tidahk inaktifikasi tetapi virus SV 40 mati
       Diketahui pula bahwa beberapa jenis garam bersifat sebagai stabilisator. Larutan garam Mg ; Mg ; Na2 secara berturut-turut dapat mempertinggi stabilitas enterovirus, sebagai rhinovirus, reovirus;myxovirus, rubella virus; dan herpesvirus. Dengan cara menambahkan Mg  misalnya, enterovirus tahan suhu pemanasan 56C selam 1 jam
       Banyak virus dapat distabilkan dengan garam-garam pada konsentrasi tertentu.Senyawa yang dipakai :MgCl2, (Virus Polio, Echo, Coxsackie, Rhijovirus),  MgSO4, (Virus Influenza, Morbili), Na2SO4. (Virus Herpes Simplek)

3. Derajat keasaman ( PH )
       Virus biasanya hidup subur pada PH 5 – 7,5 dan diluar suhu tersebut virus akan mati atau inaktif, kecuali golongan Arbovirus yang tahan sampai PH 9. Dan yang paling baik virus biasanya hidup pada PH  7,0 – 7,4 oleh karena itu setiap buffer yang digunakan untuk mengelola virus serta untuk kepentingan tes serelogis biasanya digunakan PH 7,0 – 7,4
       Suspensi  virus  lebih baik bila terdapat dalam larutan isotonik dan PH faali, walaupun demikian batas toleransinya cukup luas. Dalam hubungannya dengan PH  dikenal tes stabilitas terhadap PH rendah dan yang berguna untuk membedakan Enterovirus dan Rhinovirus. Pada tes ini virus di suspensikan dalam larutan dengan PH 3,0 dan di eram selama 3 jam, kemudian infektivitasnya diukur. Enterovirus bersifat stabil, sedangkan  Rhinovirus dan rubella virus tidak stabil
       Virus hidup pada pH 5.0 – 9.0.Hidup baik pada pH 7.0 – 7.4.sehingga setiap buffer yang digunakan untuk mengolah virus dan untuk tes serologis digunakan pH 7.0 – 7.4.Virus yang dapat bertahan pada pH 9.0 sedikit sekali, hanya golongan Arbovirus.

4. Radiasi
        Pada umumnya sinar X ( sinar rontgen ), ultra violet (UV) dan partikel berenergi tinggi dapat menghilangkan aktivitas virus atau membunuh virus. Dosisnya bervariasi untuk setiap jenis virus
         Semua virus dapat diinaktifkan oleh radiasi elektro magnetik, terutama sinar pengion dan sinar gelombang pendek. Sinar X menginaktifkan virus dengan cara memecah asam nukleat. Oleh karena itu inaktivasi oleh sinar X pada virus dengan asam nukleat rantai tunggal lebih efektif dari pada virus dengan asam nukleat rantai ganda. Sinar ultra ungu juga merusak asam nukleat yaitu dengan terjadinya ikatan kovalen antara 2 molekul pirimidin berdekatan membentuk derivat siklobutan, akhirnya mengakibatkan ketidak mampuan asam nukleat bereplikasi dan juga mungkin translasi . Selain itu sinar ultra ungu menyebabkan ikatan silang(cross link) antara 2 rantai DNA dan pembentukan fotohidtrat(derivat 6 hidroksi 5-6 dihidro) yang keduanya berperan dalam mekanisme inaktivasi. Pada dosis radiasi sangat tinggi, selain asam nukleat , kapsidpun menjadi rusak sehingga virus kehilangan kemampuan  untuk mengadakan interferensi, haemaglutinasi dan sifat-sifat khas keantigenannya
       Sinar X ( Rontgen), Ultraviolet (UV) dan partikel berenergi tinggi dapat menghilangkan aktivitas virus atau membunuh virus. Dosisnya bervariasi untuk setiap jenis virus.

5. Pengecatan Vital
        Virus dapat ditembus sampai tingakat tertentu oleh zat warna vital, seperti toluidin blue, Netral Red, proflavin atau acridin orange. Zat warna ini akan diserap dan mengikat asam nukleat virus sehingga virus akan menjadi peka terhadap cahaya biasa dan virus akan diinaktivasi. Cara inaktivasi seperti ini disebut inaktivasi fotodinamik
        Diketahui pula bahwa virion dapat berinteraksi dengan zat warna seperti biru metilen, merah netral, sedemikian rupa sehingga iluminasi oleh cahaya akan menginaktifkan virus tersebut. Fenomena tersebut dikenal sebagai efek fotodinamik
        Virus dapat ditembus sampai tingkat tertentu oleh zat warna vital (toluidin blue, neutral red, proflavin, acridin orange), zat- ini akan tetap terikat dengan asam nukleat virus.  Sehingga virus akan peka terhadap cahaya biasa dan akan kehilangan daya infeksinya. à INAKTIVASI FOTODINAMIK

6. Kepekaan terhadap Eter
        Kepekaan terhadap eter sangat penting karena dapat menunjukkan apakah virus di dalam  envelopnya mengandung :
5.      Lipida yang larut oleh eter yang menyebabkan virus menjadi inaktif  
atau mati.
                  2.   Lipida yang tidak dilarutkan oleh eter
                  3.   Envelopnya tidak mengandung lipid
Berdasarkan kepekaan terhadap eter ini maka dapat dilakukan pembagina virus sebagai berikut :
a. Golongan virus yang sensitif terhadap eter yaitu :
Golongan Arbovirus, influenza, parainfluenza, herpes simplex, herpes zoster, pseudorabies, japanese B Encephalitis ( JBE virus ), Cytomegalovirus.
b. Golongan yang tahan ( resisten ) terhadap eter yaitu :
Golongan picornavirus, papovavirus, poxvirus, Adenovirus, parvovirus
         Diantara berbagai zat kimia,terdapat beberapa zat kimia yang sering dipakai dalam penelitian virologis,antara lain:polieksietilen eter / sorbitan yang melarutkan komponen lipid selubung virus sehingga komponen bagian dalam terbuka dan memungkinkan untuk mempelajari morfologi,aktivitas enzimatik,konstitusi antigennya;guanidin,urea dan fenol yang bekerja mengurangi ikatan hidrogen sehingga kapsip terpecah menjadi rantai-rantai polipeptda,formaldehid yang banyak dipakai untuk membuat vaksin tanpa banyak mengganggu sifat imunogenitasnya,eter atau natrium dioksikolad pelarut lipid yang dapat digunakan untuk membedakan enterovirus, rhinovirus, reovirus, adenovirus, poxvirus, papovavirus (kelompok tahan terhadap eter) dari arbovirus, arenavirus, ruballavirus, coronavirus, myxovirus, herpesvirus, rhabdovirus (kelompok peka terhadap eter).Disamping zat kimia yang bersifat inaktivator, terdapat juga zat kimia yang bersifat stabilisator, misalnya: serum normal, albumin, susu bebas lemak (skimmed milk) dan gliserol
        Digunakan untuk mengetahui apakah virus berenvelope atau tidak.Mengandung lipida yang bisa dilarutkan oleh eter, sehingga virus menjadi tidak infektif.tidak mengandung lipida atau mengandung lipida yang tidak bisa larut dalam eter, sehingga virusnya tetap infektif meskipun sudah dioleh dengan eter.

Virus yang resisten terhadap eter :
§  Parvovirus.
§  Papopavirus.
§  Poxvirus. (bervariasi).
§  Adenovirus.
§  Picornavirus.

Virus yang Sensitif terhadap eter :
§  Herpesvirus.
§  Orthomyxovirus.
§  Paramyxovirus.
§  Arenavirus.
§  Coronavirus.
§  Oncornavirus.
§  Rhabdovir


7.  Pengaruh Obat–obat khemoterapeutika (obat – obat sulfa dan
     antibiotika) dan khemoprofilaksia

                 Hanya virus tidak sejati yang bisa diobati dengan khemoterapeutika.
Untuk golongan virus sejati harus diuasahakan obat – obat yang :
1. Dapat menghambat/mencegah absorbsi virus oleh sel ( Viropeksis )
2. Menghambat/ mencegah penetrasi virus kedalam sel ( pinositosis )
3. Mencegah pembentukan komponen – komponen virus baru
4. Mencegah/menghambat pelepasan virus – virus baru dari sel sel asal ke
    sel lain.

Ini berarti bahwa jenis obat  yang dipilih harus :
1.      Bereaksi dengan protain kapsid sehingga asam nukleatnya tidak bisa  
dilepaskan.
2.      Mencegah terjadinya perubahan metabolisme sel yang dimasuki virus
sehingga protein dan asam nukleat sel yang dimasuki tidak mungkin berubah menjadi protein dan asam nukleat virus baru.
3.      Haya efektif terhadap sel yang dimasuki virus, tidak terhadap sel – sel
hospes yang lain Contoh : Guanidin, mempunyai efek yang baik sekali terhadap golongan piconarvirus ( Polio, Echo, Coxsackie ).

Efek terjadinya :
a.       Mencegah pelepasan protein kapsid dari virus secara normal menjadi
abnormal sehingga pembentukan kapsid pada sel yang baru dimasuki dapat dicegah.
b.      Kapsid yang baru dibentuk dalam virus yang baru ternyata kosong tidak
mengandung nukleat.
c.       Bila asam nukleat dibentuk, maka asam nukleat tidak mungkin dilepas
dari sel yang dimasuki ke sel lain
Chemotherapeutica terbagi menjadi 2 bagian besar :Obat Sulfa dan Obat Antibiotika.Antibiotika dan sulfonamid anti kuman tidak memiliki efek terhadap virus.Rifamin dapat menghambat replikasi virus antara lain Poxvirus.
Penyakit virus yang bisa diobati hanya golongan virus tak sejati, yaitu virus yang menggunakan protein + RNA + DNA :
·         Chlamidae ( Bedsonia)
·         Trachoma.
·         Inclution Conjuctivitis.
·         Psittacosis.
·         Lympho Granuloma Venereum.

8. Efek terhadap desinfektan
       Desinfektan adalah zat ( biasanya kimia ) yang dipakai untuk maksud desinfektan ( membunhun ornganisme- orgenisme patogen).
Pengaruh desinfekatan ini ternyata berbeda-beda :
1. Liso dan Khlor
Dalam konsentrasi tinggi daapt membunuh virus. Khlor dalam konsentrasi tinggi dipakai dalam kolam renang untuk membunuh virus polio.
    2. Formalin
Dapan menginaktivasi virus teruatam virus polio (pembuatan vaksin). Dipakai pada pembuatan vaksi n polio salk (inactivated vaccine). Sesudah ditambah formalin, virus polio akan inaktif tetapi daya antigeniknya masih tinggi.
    3. Betapropiolakton
Untuk menginativasi virus rabies, tetapi daya antigenikanya tetapa tinggi. Juga untuk menginaktivasi Arbovirus, tetapi hasilnyabelum memuaskan bagi pembuatan
Digunakan untuk membunuh virus pada pekerjaan sehari-hari, contoh : Lysol, Formalin (merusak virus poliomyelitis), Propiolacton (efektif untuk membunuh Virus rabies dan Arbovirus).Pengaruh desinfektan ini bervariasi bagi virus, ada yang menyebabkan kematian virus ada yang hanya mengubah daya antigennya.Senyawa Ammonium kuartener, iodium organik tidak efektif, Klor pada konsentrasi tinggi hanya merusak virus. Alkohol tidak efktif terhadap virus tertentu.




BAB III
 PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
   Virus adalah racun atau cairan yang mengandung partikel virus yang sangat kecil ukurannya sehingga lolos pada saat disaring dengan saringan (filter) bakteri dan terdapat juga susunan kimiawi virus yaitu protein, lipida, karbonhidrat dan asam nukleat

  Virus dapat terpengaruh oleh keadaan fisik dan kimiawi seperti suhu,garam-garam,eter,radiasi, dan desinfektan dan lainnya yang menyebabkan virus megalami perubahan menjadi stabil dan perubahan yang lainnya. Namun, tidak semua jenis virus yang megalami perubahan masih ada jenis virus tertentu yang tidak mengalami perubahan namun kebanyakan virus terpengaruh oleh yang tersebut diatas.
 Keadaan fisik dan kimiawi dapat berpengaruh dalam bentuk dan suasana virus itu sendiri oleh karena itu virus dikatakan mahluk hidup karena mempunyai DNA walaupun tidak bisa berkembang biak sendiri namun ia parasit ataupun hidup di inang.

III.2  SARAN
    Diharapkan perhatian khusus dari masyarakat dan pemerintah, tentang hal-hal pengaruh keadaan fisik dan kimiawi terhadap virus agar kita dapa meminimalisir perkembangan virus dalam maupun luar tubuh kita. Tidak lupa juga mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Daftar pustaka
Hayati,Eem,s.pd, dkk.1996.virologi umum.bandung:departemen pendidikan R.I.
http//www. aaknasional.files.wordpress.com

staf pengajar fakultas kedokteran universitas indonesia.1994.buku ajar mikrobiologi kedokteran. Jakarta : binarupa aksara.