Disaat
menulis surat ini aku teringat sewaktu SD dulu Bapak sering mengantarku dengan
naik sepeda motor kebanggaanmu. Aku ingat dulu aku memelukmu erat-erat di atas
motor disepanjang perjalanan. Bapak tak pernah menunggui aku di sekolah, Bapak terlalu sibuk mengusahakan perut kami agar
selalu kenyang tiap hari. Ah, bahkan di hari libur Bapak tetap bekerja. Aku
dulu sempat merasa Bapak amatlah workaholic. Bapak lebih sayang pekerjaanmu
daripada waktu berbagi denganku, Ibuk dan Farhan di rumah.
Namun
sekarang Pak, aku mengerti. Lebih dari mengerti.
Maafkan
aku yang sempat berfikiran begitu sempit dan kekanak-kanakan.
Aku
hanya iri pada teman-temanku yang bisa berpergian bersama ayahnya di hari
libur.
Hanya
itu L
Bapak,
masih ingatkah ketika aku demam sewaktu masih kecil dulu? (entah diumurku yang
ke berapa) ketika sepulang kerja, Bapak membelikanku sate. Makanan favoritku. Selepas
itu demamku mereda. Pak, saat aku demam tempo hari tiba-tiba aku rindu sekali
masa itu. Terlebih rindu memelukmu dari belakang di atas motor.
Kepada
lelaki yang amat ku kagumi diam-diam senyumnya. Dulu aku pernah penasaran
kenapa Ibuk mencintai Bapak. Sekarang aku tahu mengapa. Mungkin salah satunya
karena senyum Bapak yang manis itu J Aku jarang melihat Bapak tersenyum. Bapak lebih
banyak diam yang kau beri dibanding senyum. Apalagi cerita-cerita tentang
hari-harimu dan masa mudamu. Tidak seperti Ibuk yang sering cerita ini itu. Kalau
Bapak tahu aku pernah dibuat meleleh karena senyuman Bapak, hehe..
Lalu
Bapak akan bilang apa? Kuharap Bapak akan bilang akan senyum terus. Sebab
senyummu lebih manis dari segala yang manis di dunia ini bagiku. *Cieelaah :D
Kepada
lelaki yang amat kubanggakan pahlawanku, kapten Amerika-ku.
Terima
kasih atas kasih sayang yang telah kau curahkan yang walau terkadang aku
kesulitan mengartikannya. Terima kasih sudah membawakan aku tangga-tangga yang
begitu tinggi tuk aku menggapai mimpi-mimpiku yang menggantung di langit. Bapak,
aku takkan buat segala usahamu sia-sia. Insya Allah J
Terima
kasih atas segala pengorbanan yang telah Bapak berikan, yang entah sudah berapa
banyak jumlahnya.
Terima
kasih sudah menjadi seorang Bapak untukku.
Aku
sayang Bapak karena Allah ^_^
(Dari
anak pertamamu yang masih malu-malu untuk sekadar memelukmu)
InspiredByThatGirl
*CP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar