Rabu, 23 September 2015

Kepada Laki-laki yang Amat Ku Cintai

Disaat menulis surat ini aku teringat sewaktu SD dulu Bapak sering mengantarku dengan naik sepeda motor kebanggaanmu. Aku ingat dulu aku memelukmu erat-erat di atas motor disepanjang perjalanan. Bapak tak pernah menunggui aku di sekolah, Bapak  terlalu sibuk mengusahakan perut kami agar selalu kenyang tiap hari. Ah, bahkan di hari libur Bapak tetap bekerja. Aku dulu sempat merasa Bapak amatlah workaholic. Bapak lebih sayang pekerjaanmu daripada waktu berbagi denganku, Ibuk dan Farhan di rumah.

Namun sekarang Pak, aku mengerti. Lebih dari mengerti.
Maafkan aku yang sempat berfikiran begitu sempit dan kekanak-kanakan.
Aku hanya iri pada teman-temanku yang bisa berpergian bersama ayahnya di hari libur.
Hanya itu L

Bapak, masih ingatkah ketika aku demam sewaktu masih kecil dulu? (entah diumurku yang ke berapa) ketika sepulang kerja, Bapak membelikanku sate. Makanan favoritku. Selepas itu demamku mereda. Pak, saat aku demam tempo hari tiba-tiba aku rindu sekali masa itu. Terlebih rindu memelukmu dari belakang di atas motor.

Kepada lelaki yang amat ku kagumi diam-diam senyumnya. Dulu aku pernah penasaran kenapa Ibuk mencintai Bapak. Sekarang aku tahu mengapa. Mungkin salah satunya karena senyum Bapak yang manis itu J Aku jarang melihat Bapak tersenyum. Bapak lebih banyak diam yang kau beri dibanding senyum. Apalagi cerita-cerita tentang hari-harimu dan masa mudamu. Tidak seperti Ibuk yang sering cerita ini itu. Kalau Bapak tahu aku pernah dibuat meleleh karena senyuman Bapak, hehe..
Lalu Bapak akan bilang apa? Kuharap Bapak akan bilang akan senyum terus. Sebab senyummu lebih manis dari segala yang manis di dunia ini bagiku. *Cieelaah :D

Kepada lelaki yang amat kubanggakan pahlawanku, kapten Amerika-ku.
Terima kasih atas kasih sayang yang telah kau curahkan yang walau terkadang aku kesulitan mengartikannya. Terima kasih sudah membawakan aku tangga-tangga yang begitu tinggi tuk aku menggapai mimpi-mimpiku yang menggantung di langit. Bapak, aku takkan buat segala usahamu sia-sia. Insya Allah J

Terima kasih atas segala pengorbanan yang telah Bapak berikan, yang entah sudah berapa banyak jumlahnya.
Terima kasih sudah menjadi seorang Bapak untukku.
Aku sayang Bapak karena Allah  ^_^

(Dari anak pertamamu yang masih malu-malu untuk sekadar memelukmu)


InspiredByThatGirl *CP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar